Wednesday 16 April 2014

• Perawatan Kamar Mandi


 
 
 
·         Higienitas kamar mandi bukan hanya dinilai dari tampilan kamar mandi yang apik. Namun juga dari berbagai faktor penentu lain. Apa sajakah itu? Cari tahu di sini!
·         Selama ini kita mungkin menyerahkan saja urusan desain kamar mandi pada pengembang. Padahal kamar mandi termasuk ruang paling sering digunakan dan memiliki beberapa persyaratan agar tetap sehat dan nyaman digunakan.
·         Tak ada salahnya bila mulai sekarang kita mencari tahu bagaimana desain kamar mandi yang sesuai dengan prinsip sanitasi dan higienitas kamar mandi. Berikut pemaparan Budi Haryanto, Ph.D., M.Sc., MSPH, staf pengajar dan peneliti dari departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, mengenai prinsip kamar mandi sehat.
·         Tiga Pajanan Kamar Mandi
·         “Pada dasarnya, prinsip sehat pada semua ruangan tergantung besar tidaknya potensi pajanan terhadap lingkungan,” ungkap Budi memulai penjelasan mengenai sanitasi kamar mandi.
·         Menurut Budi ada 3 pajanan yang harus diwaspadai pada kamar mandi. Pertama pajanan biologis. Pajanan seperti bakteri, parasit dan virus bisa saja berpindah pada anggota keluarga setelah menggunakan kamar mandi. Potensi ini semakin besar dengan adanya hewan dan serangga yang turut andil menyebarkan penyakit seperti cacing, tikus, nyamuk, kecoa dan sebagainya.

Kedua, pajanan  fisik. Temperatur yang terlalu panas, debu, kelembapan yang berlebih, pengap, bahkan terlalu gelap, selain mengurangi kenyamanan juga dapat  meningkatkan risiko pajanan biologis. Misal, kelembapan yang tinggi dan suasana yang redup bahkan gelap, mempercepat tumbuhnya lumut. Ditambah kurangnya perawatan, menyebabkan hewan dan serangga berdatangan sehingga risiko pajanan biologis pun meningkat.
·         Sedangkan gangguan lain juga bisa datang dari pajanan kimia seperti bahan kimia yang ada di udara, lantai, cat, juga air.
·         Pajanan ini dapat mencapai tubuh manusia tergantung ada-tidaknya pajanan dan lama penggunaan kamar mandi. Baik itu terhirup dari udara, masuk lewat oral (mulut), maupun lewat kulit.

·         Aliran Ventilasi
 
·         Kelembapan kamar mandi memengaruhi lama tidaknya pajanan biologis bertahan dalam kamar mandi. Kalau suhu dan kelembapan kamar mandi tidak baik, maka akan menjadi lingkungan yang kondusif bagi mikroorganisme dan parasit untuk bisa tahan dan berkembang biak. Untuk mendapatkan kondisi kamar mandi yang tidak lembap dan pengap, terapkan prinsip ventilasi udara yang benar. Upayakan lubang angin yang mengukuti kaidah arah mata angin. Bila memang posisi kamar mandi tidak memungkinkan mendapat ventilasi dari lubang udara (maupun lubang ventilasi pada pintu kamar mandi), masih bisa disiasati dari alat penghisap udara (exhaust).
·         Lantai dan Saluran Air
·         Tempat-tempat seperti toilet, saluran air dan lantai kamar mandi patut dicurigai. Bila lantai kamar mandi selalu tergenang air, potensi terjadinya pajanan biologis meningkat. Lantai yang sering lembap dapat menjadi tempat berkembang biak yang bagus bagi kuman juga serangga dan hewan.
·         Lantas bagaimana lantai kamar mandi sebaiknya didesain? Pertama, perhatikan kemiringan menuju lubang pembuangan air. Sebaiknya lantai kamar mandi, terutama kamar mandi basah, memiliki kemiringan agar sisa-sisa air mengalir ke satu titik dan itu menuju saluran pembuangan air. Jangan lupa, pilih keramik lantai yang tidak licin.
·         Kedua, pasang penutup pada lubang saluran pembuangan air agar tidak ada pajanan biologis yang bertandang dari luar lingkungan rumah.
Ketiga, atur pembuangan limbah kamar mandi melalui sumur resapan terlebih dahulu sebelum keluar saluran pembuangan.

·         Cahaya Cukup
 
·         Sebenarnya, pencahayaan dalam kamar mandi bertujuan mengurangi risiko kecelakaan. Misalnya, kaki terantuk sudut hingga sabun mandi yang terjatuh dan terkontaminasi pajanan biologis.
·         Tidak perlu terang benderang, namun usahakan saja paling tidak cukup terang untuk melihat dalam ruang kamar mandi.
Bila perlu, untuk memenuhi unsur lain seperti hemat energi, beri atap gelas untuk mendapatkan penerangan alami dari matahari ketika siang hari. 

·         Kloset Duduk atau Jongkok
 
·         Selain anggaran, sesuaikan pemilihan jenis kloset dengan kebutuhan anggota keluarga. Bila Anda memiliki anggota keluarga yang lanjut usia, pertimbangkan untuk menyediakan kloset duduk agar risiko kecelakaan berkurang.
·         Nah, selain kloset duduk juga bisa dipilih bak air yang terbuat dari bahan fiber
. Bahan ini dapat menekan risiko perlukaan akibat kecelakaan di kamar mandi.
Dan, bila menggunakan kloset duduk, tak ada salahnya menyediakan jet flush
 untuk membilas setelah BAB/BAK.
·         Nyaman dengan kloset duduk? Pilih kloset  yang memiliki grip di bagian telapak kaki sehingga tidak licin. Desain kloset pun sebaiknya tidak menangkap air terlalu lama. Ini bisa didapat dari segi bahan maupun kemiringan.

·         Pernik Pencegah Kecelakaan
 
·         Tambahkan pernik untuk lebih mengurangi risiko kecelakaan dalam kamar mandi seperti karpet karet kamar mandi.
“Tapi, ini umumnya bisa diaplikasikan pada kamar mandi kering,” ungkap Budi.
·         Sebenarnya karpet ini hanya berfungsi secara estetik dan keamanan saja. Namun jangan lupa, karpet ini pun membutuhkan perawatan yang memadai agar tidak menjadi potensi pajanan biologis.
“Sebaiknya setelah digunakan, karpet karet dijemur atau diangin-anginkan setiap hari  sekali,” ungkap Budi.

·         Kualitas Air
 
·         Pajanan kimia dan biologis dapat mengancam melalui air. Bila Anda termasuk orang yang sensitif dengan kualitas air mandi ada baiknya pertimbangkan kembali mengganti sumber air Anda.
·         Budi menyarankan untuk melakukan teknik penyaringan dengan membuat bak penyaring air sebelum masuk ke bak kamar mandi. Atau bila Anda menggunakan sumur bor, ambil dari sumber air tanah yang lebih dalam. “Semakin dalam sumber air tanah semakin baik kualitasnya. Sayangnya semakin dalam sumur juga diikuti dengan biaya yang semakin mahal,” ungkap Budi.

·         Bersihkan Rutin
 
·         Setelah semua unsur terpenuhi, jangan lupa lakukan pemeliharaan kamar mandi secara rutin.
Budi menegaskan, paling tidak ada dua macam aktivitas perawatan rutin kamar mandi yang harus dilakukan. Pembersihan sehari-hari, bisa dilakukan dengan menggosok dinding maupun lantai kamar mandi dengan karbol ataupun cairan pembersih lain. Tujuannya agar tidak ada kotoran atau lumut yang terlanjur berakumulasi dan sulit dibersihkan. Sedangkan pembersihan besar dapat dilakukan seminggu sekali. Pembersihan ini meliputi pembersihan kloset dan pengurasan kamar mandi.